SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
BAB
7
PENGEMBANGAN
SISTEM
PENDEKATAN
SISTEM
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah
secara sistematis mengarah pada John
Dewey, seorang professor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah
buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang
terlibat dalam pemecahan sebuah kontroversi secara memadai :
1. Mengenali
kontroversi
2. Mempertimbangkan
klaim-klaim alternative
3. Membentuk
satu pertimbangan
Urut-Urutan
Langkah
Meskipun banyak uraian mengenai pendekatan system
mengikuti pola dasar yang sama, namun jumlah langkahnya dapat bervariasi. Upaya definisi terdiri atas
pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya.
Upaya Persiapan
Upaya Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dikerjakan secara
berurutan. Selain itu, langkah-langkah ini dapat terjadi selama jangka waktu
yang lama—dimulai dari sekarang, dalam mata kuliah ini.
LANGKAH 1 – MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM
LANGKAH 1 – MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM
Hal ini dapat terlaksana dengan mempergunakan model
system umum dari Bab 2 sebagai pola, Seharusnya dapat melihat bagaimana
perusahaan atau unit organisasi sesuai dengan model.
LANGKAH 2 – MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN
LANGKAH 2 – MENGENAL SISTEM LINGKUNGAN
Hubungan antara perusahaan atau organisasi dengan
lingkungannya juga merupakan suatu hal yang terpenting.
LANGKAH 3 – MENGIDENTIFIKASI SUBSISTEM PERUSAHAAN
LANGKAH 3 – MENGIDENTIFIKASI SUBSISTEM PERUSAHAAN
Manajer juga dapat melihat tingkat-tingkat manajemen
sebagai subsistem. Subsistem memiliki hubungan atasan-bawahan dan terhubung
oleh arus informasi maupun keputusan.
Manajer juga dapat menggunakan arus sumber daya
sebagai dasar untuk membagi perusahaan menjadi subsistem-subsistem.
Ketika seorang manajer dapat melihat perusahaan
sebagai suatu system dari subsistem-subsistem yang berada di dalam suatu
lingkungan, maka suatu orientasi system telah tercapai.
Upaya
Definisi
Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu
masalah (problem trigger)-suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan berjalan
lebih baik atau lebih buruk dari yang direncanakan.
Kita mendefinisikan suatu masalah sebagai suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan.
Manajer atau seseorang di dalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seorang analis system untuk membantunya dalam memahami masalah.
LANGKAH 4 – MELANJUTKAN DARI TINGKAT SISTEM KE TINGKAT SUBSISTEM
Kita mendefinisikan suatu masalah sebagai suatu kondisi atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan.
Manajer atau seseorang di dalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seorang analis system untuk membantunya dalam memahami masalah.
LANGKAH 4 – MELANJUTKAN DARI TINGKAT SISTEM KE TINGKAT SUBSISTEM
Sistem ini dapat berupa perusahaan atau salah satu
unitnya. Analisis kemudian dilanjutkan menuju ke bawah hierarki system, tingkat
demi tingkat. Manajer pertama kali mempelajari posisi system
sehubungan dengan lingkungannya. Apakah system dalam keadaan seimbang dengan lingkungannya? Selanjutnya, manajemen menganalisis system dilihat
dari subsistem-subsistemnya.
Tujuan dari analisis dari atas ke bawah ini adalah
untuk mengidentifikasi tingkat system dimana terdapat penyebab terjadinya
masalah.
LANGKAH 5 – MENGANALISIS BAGIAN-BAGIAN SISTEM DALAM URUT-URUTAN TERTENTU
LANGKAH 5 – MENGANALISIS BAGIAN-BAGIAN SISTEM DALAM URUT-URUTAN TERTENTU
Urut-urutan ini ditampilkan dalam Figur 7.3 yang
mencerminkan prioritas dari masing-masing unsur di dalam proses pemecahan
masalah.
UNSUR 1 – MENGEVALUASI STANDAR
Standar kinerja bagi
suatu system biasanya dinyatakan dalam bentuk rencana, anggaran, dan kuota.
UNSUR 2 – MEMBANDINGKAN OUTPUT SISTEM DENGAN STANDAR
Setelah manajer merasa
puas dengan standar-standarnya, mereka lalu mengevaluasi output system dengan
membandingkan pada standar.
UNSUR 3 – MENGEVALUASI MANAJEMEN
Diberikan satu
penilaian kritis atas manajemen dan struktur organisasi system.
UNSUR 4 – MENGEVALUASI PROSESOR INFORMASI
Ada kemungkinan
terdapat tim manajemen yang baik, namuk tim tersebut tidak mendapatkan
informasi yang ia butuhkan.
UNSUR 5 – MENGEVALUASI INPUT DAN SUMBER DAYA INPUT
Ketika analisis pada
system di tingkat ini telah tercapai, system konseptual tidak lagi menjadi
masalah, dan masalah terdapat pada system fisik.
UNSUR 6 – MENGEVALUASI PROSES TRANSFORMASI
Prosedur-prosedur dan
praktik-praktik yang tidak Efisien dapat menimbulkan kesulitan dalah mengubah
input menjadi output.
UNSUR 7 – MENGEVALUASI SUMBER DAYA OUTPUT
Dalam menganalisis
Unsur 2, kita dapat memberikan perhatian pada outpu yang diproduksi oleh
system.
Upaya Solusi
Upaya solusi melibatkan suatu pertimbangan atas
alternative-alternatife yang layak, pemilihan alternaitf terbaik, dan
implementasinya.
LANGKAH 6 – MENGIDENTIFIKASIKAN SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda
untuk memecahkan masalah yang sama.
LANGKAH 7 – MEGEVALUASI SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF
Semua alternative harus dievaluasi dengan
menggunakan kriteria evaluasi yang sama, yang mengukur seberapa baik satu
alternative akan memecahkan masalah.
LANGKAH 8 – MEMILIH SOLUSI YANG TERBAIK
Setelah mengevaluasi alternative-alternatif, kita
harus memilih alternative yang terbaik. Henry Mintzberg, seorang teoretikus
manajemen, mengidentifikasikan tiga cara yang dilakukan manajer dalam memilih
alternative yang terbaik :
·
Analisis
– Suatu
evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan, dengan mempertimbangkan
konsekuensinya pada sasaran Organisasi. Contohnya adalah Presentasi.
·
Pertimbangan
–
Proses mental dari seorang manajer. Sebagai contoh, seorang manajer produksi
akan menerapkan pengalaman dan intuisinya dalam mengevaluasi tata ruang sebuah
pabrik baru yang diusulkan oleh suatu model matematis.
·
Tawar-menawar
– Negosiasi
di antara beberapa manajer. Satu contoh adalah tawar-menawar yang terjadi di
antara para anggota komite eksekutif sehubung dengan system manajemen basis
data mana yang akan digunakan.
LANGKAH 9 – MENGIMPLEMENTASIKAN SOLUSI
Masalah tidak akan terpecahkan hanya dengan memilih
solusi yang terbaik.
LANGKAH 10 – MENINDAKLANJUTI UNTUK MEMASTIKAN KEFEKTIKAN SOLUSI
Manajer dan para pengembang hendaknya tetap
mengawasi situasi untuk memastikan bawah solusi yang dipilih telah mecapai
hasil yang direncanakan.
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan system merupakan sebuah metodologi.
Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu.
Pendekatan system adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis
masalah.
SDLC
TRADISIONAL
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
·
Perencanaan
·
Analisis
·
Desain
·
ImplementasI
·
Penggunaaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga
dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari system
yang baru.
Karena pekerjaan-pekerjaan diatas mengikuti satu
pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke bawah, SDLC
tradisional sering kali disebut sebagai pendekaran air terjun (waterfall
approach).
Figur 7.4 mengilustrasikan sifat melingkar dari
siklus hidup. Ketika sebuah system telah melampaui masa manfaatnya dan harus
diganti, satu siklus hidup baru akan dimulai, dengan diawali oleh tahap
perencanaan.
Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC
tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan system.
Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SDLC tradisional
dengan diungkapkannya tahapan-tahapan diatas secara logis, metode ini masih
memiliki kelemahan. Dasar pemikirannya adalah membuat prototype secepat mungkin,
bahkan dalam waktu semalam.
Jenis-Jenis
Prototipe
Terdapat dua jenis prototype : evolusioner dan
persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus
disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna
dari system yang baru. Oleh karena itu, suatu prototype persyaratan tidak
selalu menjadi system actual.
Pengembangan Prototipe Evolusioner Figur 7.5 menunjukan empat langkah dalam pembuatan suatu prototype evolusioner. Empat langkah tersebut adalah :
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pengguna
2. Membuat
satu prototype
3. Menentukan
apakah prototype dapat diterima
4. Menggunakan
prototype
Pengembangan Prototipe Persyaratan Figur 7.6 menunjukan langkah-langkah yang terlibat dalam pembuatan sebuah prototype persyaratan.
Langkah-langkah berikutnya adalah sebagai berikut :
5. Membuat
kode system baru
6. Menguji
system baru
7. Menentukan
apakah system yang baru dapat diterima
8. Membuat
system baru menjadi system produksi
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping
karena alasan-alasan dibawah ini :
·
Membaiknya komunikasi antara pengembang
dan pengguna
·
Pengembang dapat melakukan pekerjaan
yang lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna
·
Pengguna memainkan peranan yang lebih
aktif dalam pengembangan system
·
Pengembang dan pengguna menghabiskan
waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan system
·
Implementasi menjauh lebih mudah karena
pengguna tahu apa yang diharapkan
Potensi Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi
kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain :
·
Terburu-buru dalam menyerahkan prototype
dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi
alternative dan dokumentasi.
·
Pengguna dapat terlalu gembira dengan
prototype yang diberikan
·
Prototipe evolusioner bias jadi tidak
terlalu efisien
·
Antarmuka computer-manusia yang
diberikan oleh beberapa alat prototyping
PENGEMBANGAN
APLIKASI CEPAT
Satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama
dengan prototyping yaitu memberikan respons yang cepat atas kebutuhan pengguna,
namun dengan lingkup yang lebih luas adalah RAD.
RAD adalah kumpulan strategi, metodologi, dan alat
terintegrasi yang terdapat didalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa
informasi. Rekayasa informasi (information engineering-IE) adalah nama yang
diberikan Martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia
perlakukan sebagai suatu aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
Figur 7.7 mengilustrasikan siklus hidup RAD menurut
Martin, yang menunjukan banyaknya upaya yang dikeluarkan oleh baik pengguna
maupun spesialis informasi.
Unsur-unsur
Penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting : manajemen,
orang, metodologi, dan alat :
·
Manajemen
·
Orang
·
Metodologi
·
Alat-alat
PENGEMBANGAN BERFASE
Satu metodologi pengembangan system yang dewasa ini
digunakan oleh banyak perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional,
prototyping, dan RAD – dengan mengambil fitur-fitur yang terbaik dari
masing-masing metodologi.
Tahap-tahap
Pengembangan Berfase
Enam tahap pengembangan berfase diilustrasikan dalam
Figur 7.8
·
Investigasi Awal : Para pengembang,
termasuk pengguna dan juga spesialis informasi.
·
Analisis : Pengembang menganalisis persyaratan
fungsional pengguna
·
Desain : Pengembang merancang komponen
dan antarmuka dengan system-sistem lain
·
Konstruksi Awal : Pengembang membuat dan
menguji peranti lunak dan data
·
Konstruksi Akhir : Peranti lunak modul
diintegrasikan untuk membentuk system yang lengkap
·
Pengujian dan Pemasangan system : Pengembang merancang dan
melaksanakan uji system yang tidak hanya mencakup peranti lunak dan data
Fase-Fase Modul
Figur 7.9 mengilustrasikan bagaimana fase-fase modul
terintegrasi ke dalam pengembangan system. Dalam contoh ini, system telah
dibagi menjadi tiga modul utama : Pembuatan Laporan, Basis Data dan Antarmuka
Web.
DESAIN
ULANG PROSES BISNIS
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat
cepat, dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan ini.
Sistem meliputi system-sistem yang memproses data perusahaan maupun
system-sistem yang melakukan fungsi-fungsi dasar, seperti mengebor untuk
mencari minyak dan memproduksi satu bagian manufaktur.
Inisiasi Strategis Proyek-Proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada
perusahaan dan operasinya hingga proyek-proyek seperti ini biasanya dicetuskan
ditingkat manajemen strategis. Figur 7.10 menunjukan bahwa proyek-proyek
seperti ini dipicu oleh suatu masalah atas peluang.
Rekayasa Terbaik
Rekayasa Terbaik (reverse engineering) berasal dari
intelijen bisnis. Perusahaan sejak dulu selalu mengikuti produk-produk para
pesaingnya dengan cara membeli sampel dan membongkarnya untuk melihat bagaimana
produk tersebut bekerja.
Sebagaimana penggunaanya di dalam komputasi,
rekayasa terbalik adalah proses menganalisis system yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan di antara unsur-unsur
tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstrak yang lebih
tinggi dari pada yang telah ada saat ini.
Titik awal dalam rekayasa terbalik sebuah system
adalah kode komputernya, yang diubah menjadi dokumentasi.
Rekayasa Ulang
Rekayasa Ulang (reengineering) adalah merancang
ulang sebuah system seluruhnya dengan tujuan mengubah fungsionalitasnya. Akan
tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena pengetahuan dari system
yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan.
Pemilihan Komponen-Komponen BPR
Komponen-komponen BPR dapat diterapkan secara
terpisah atau digabung, tergantung pada tingkat kemungkinan yang dicari.
Kombinasi yang tepat akan tergantung pada kondisi system yang ada saat ini jika
dilihat darisegi fungsionalitas dan sifat teknisnya. Figur 7.11 menunjukkan
kedua pengaruh ini.
MENEMPATKAN
SDLC TRADISIONAL, PROTOTYPING, RAD, PENGEMBANGAN BERFASE DAN BPR DALAM
PERSPEKIF
SDLC tradisional, prototyping, RAD, dan BPR semuanya
adalah metodologi. Semuanya adalah cara-cara yang direkomendasikan dalam
mengembangkan system informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan
pendekatan system terhadap masalah pengembangan system.
Prototyping merupakan bentuk singkatan dari
pendekatan system yang berfokus pada definisi dan pemenuhan kebutuhan pengguna.
RAD merupakan suatu pendekatan alternative terhadap
fase-fase desain dan implementasi SDLC. Kontribusi utama yang diberikan oleh
RAD adalah kecepatan untuk dapat menggunakan system, yang tercapai terutama
melalui penggunaan alat-alat berbasis computer dan tim-tim proyek khusus.
Pengembangan Berfase menggunakan SDLC tradisional
sebagai kerangka kerja dasar dan menerapkan pada sebuah proyek dengan cara
modular yang menggunakan alat-alat dan konsep tim khusus yang sama dengan yang
dilakukan di RAD.\
Istilah BPR digunakan untuk pendekatan yang
memanfaatkan penggunaan teknologi ini sepenuhnya.
ALAT-ALAT
PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan system dan berbagai siklus hidup
pengembangan system adalah metodologi – cara-cara yang direkomendasikan dalam
memecahkan masalah-masalah system.
Menyadari bahwa pola-pola tertentu kerap kali
terjadi akan meningkatkan kemampuan pengembang untuk membuat sekumpulan
persyaratan system yang lengkap sebagai satu cara untuk menghilangkan atau
mengurangi adanya kemungkinan kegagalan system.
Pendekatan yang Dipicu oleh Data dan Dipicu oleh Proses
Selama tahun-tahun awal pengembangan sisten
computer, praktis hamper seluruh perhatian diberikan ke proses-proses yang akan
dikerjakan oleh computer, sebagai kebaikan dari data yang akan dipergunakan.
PEMODELAN
PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan
menggunakan diagram alur (flowchart). Diagram ini mengilustrasikan aliran data
melalui system dan program.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model
proses pada tingkat ringkasan. Akan tetapi, diagram arus data kurang baik dalam
menangkap detail-detail pemrosesan.
Diagram Arus Data
Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD)
adalah penyajian grafis dari sebuah system yang mempergunakan empat bentuk
symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses
yang saling tersambung.
Suatu terminator digambarkan di DFDdalam bentuk
kotak atau persegi panjang, yang diberi label dengan nama unsur lingkungan
tersebut.
Suatu terminator dapat berupa :
·
Orang, seperti seorang manajer, yang menerima
laporan dari system.
·
Organisasi, seperti departemen lain
dalam perusahaan atau perusahaan lain.
·
Sistem lain yang memiliki antarmuka
dengan system.
Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output.
Arus
Data
terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai
dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari
satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain.
Penyimpanan
Data menyimpan data kerena suatu alasan tertentu, maka
kita akan menggunakan penyimpanan data. Dalam terminology DFD, penyimpanan data
adalah suatu gudang data. Banyakanlah penyimpanan data sebagai “data yang
beristirahat”.
Diagram
Arus Data Bertingkat (Leveled Data Flow Diagram)
Figur 7.12 mengidentifikasi proses-proses utama system. Proses utama system ini
disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram).
Diagram
Konteks (Context Diagram) menempatkan system dalam suatu
konteks lingkungan. Diagram ini terdiri atas satu symbol proses tunggal yang
melambangkan keseluruhan system.
Kasus
Penggunaan
Kasus penggunaan (use case) adalah suatu uraian
naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara system printer
dengan system sekunder.
Operator entri data memasukkan data pesanan
penjualan ke dalam stasiun kerja Data pesanan meliputi :
·
Nomor pelanggan
·
Nomor barang
·
Jumlah barang
Program entri pesanan mengakses file induk untuk
memverifikasi keakuratan :
·
Nomor pelanggan
·
Nomor barang
Panduan Kasus Penggunaan
Beberapa panduan untuk membuat sebuah kasus
penggunaan dalam format ping-pong disajikan dalam Figur 7.16
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagramarus data dan kasus penggunaan sering kali
dibuat selama tahap-tahap investigasi awal dan analisis dari metodologi
pengembangan berfase.
MANAJEMEN PROYEK
Proyek-proyek pengembangan system yang pertama
dikelola oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer dari analisis
system, pemograman, dan operasi
Ketika system memiliki nilai strategis atau
pengaruhnya meliputi keseluruhan organisasi, direktur utama atau komite
eksekutif perusahaan dapat memutuskan untuk mengawasi sendiri proyek
pengembangan tersebut.
Steering
Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering
committee dengan tujuan untuk mengarahkan penggunaan sumber daya komputasi
perusahaan, maka nama steering committee SIM akan digunakan.
Steering committee SIM menjalankan tiga fungsi utama
:
·
Menciptakan kebijakan
·
Melakukan pengendalian fiscal
·
Menyelesaikan perselisihan
Kepemimpinan Proyek
Steering committee SIM jarang ikut terlibat langsung
dengan detail pekerjaan. Tanggung jawab itu jatuh ke tangan tim proyek. Tim
proyek meliputi semua orang yang ikut berpartisipasi dalam pengembangan system
informasi.
Mekanisme Manajemen Proyek
Dasar dari manajemen proyek adalah rencana proyek,
yang dibuat selama tahap investigasi awal ketika metodologi pengembangan berfase
diikuti.
Dukungan Web bagi Manajemen Proyek
Selain system manajemen proyek berbasis peranti
lunak seperti Microsoft Project, dukungan juga dapat diperoleh dari Internet.
MENGESTIMASI BIAYA PROYEK
Mengestimasi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan
sebuah system telah lama menjadi satu tugas yang menantang. Akan tetapi, lambat
laun telah diciptakan banyak metode yang dapat digunakan untuk mengestimasikan
biaya dan jadwal proyek.
Input
Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS)
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber
daya. Contoh WBS adalah grafik Gantt dan diagram jaringan.
Alat-Alat dan Teknik Estimasi Biaya
Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan
biaya actual proyek-proyek serupa yang telah dilakukan dimasa lalu sebagai
dasar untum memproyeksikan biaya dari proyek yang sedang dipertimbangkan.
Output Pengestimasian Biaya
Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang
dibebankan ke proyek dan biasanya dinyatakan dalam unit-unit keuangan yang
berlaku, seperti Dolar atau Euro.
Rencana manajemen biaya (cost-management plan)
menjelaskan bagaimana varians biaya akan dikelola.