1.1 Definisi
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi
massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial
ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Definisi komunikasi
massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih
rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner.
Menurut Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan menurut Rakhmat (Rakhmat, 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:
Menurut Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan menurut Rakhmat (Rakhmat, 2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:
- Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim
- Pesan disampaikan secara terbuka
- Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas (khusus untuk media elektronik)
- Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
Fungsi
komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam Ardianto, (2007 : 18) secara umum yaitu:
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca.
3. Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17) yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penasiran)
Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3. Linkage (Pertalian)
Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.
5. Entertainment (Hiburan)
Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa, pendengar atau pembaca.
3. Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan (cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17) yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penasiran)
Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau komunikasi kelompok.
3. Linkage (Pertalian)
Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.
5. Entertainment (Hiburan)
Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
2.1 Teori
– Teori Komunikasi Massa
Komunikasi
bersifat dinamis. Manusia sebagai makhluk komunikasi juga dinamis, sehingga
komunikasi senantiasa mengikuti perubahan kebutuhan dan dinamika kehidupan
manusia. Komunikasi menjadi sebuah sistem untuk berhubungan, berdialog dengan
diri sendiri (intrapersonal) dan dengan orang lain (interpersonal). Seiring
perkembangan zaman, komunikasi menjadi sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap
individu, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, dan
lain-lain. Tidak mengherankan, setelah kita melewati zaman industrialisasi,
kini kita menghadapi zaman informasi (information age). Kebutuhan akan
informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan dan kemajuan
inovasi dan teknologi, demi mencapai kesejahteraan hidup manusia. Hal inilah yang
melatarbelakangi munculnya berbagai media yang mampu menyebarkan informasi
kepada khalayak luas, dimulai dari media cetak (surat kabar, brosur, leaflet,
dll), media elektronik (telepon, radio, televisi), hingga media hybrid
(internet).
Menurut
Rakhmat (2011), definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa
dirumuskan Bittner (1980:10) yaitu, “Mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi
massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa komunikasi massa
merujuk pada “pesan”, namun menurut Wiryanto (2000) “komunikasi massa merupakan
suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan
dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan
pesan-pesan komunikasi”. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa komunikasi
massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang memanfaatkan media massa untuk
menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang bersamaan.
Massa
dalam hal ini merujuk pada khalayak yang tersebar di berbagai tempat, tidak
terbatas jumlahnya dan anonim. Elizabeth Noelle-Neuman (1973 : 92) dalam
Rakhmat (2011) menyebutkan empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu :
- Bersifat tidak langsung,
artinya harus melewati media teknis (teknologi media). Komunikasi massa
mengharuskan adanya media massa dalam prosesnya, hal ini dikarenakan
teknologi yang membuat komunikasi massa dapat terjadi. Dapat dibayangkan bahwa
tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi massa tanpa bantuan media
massa (teknologi), bahkan bila ia berteriak sekencang-kencangnya.
- Bersifat satu arah, artinya
tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi. Dalam istilah
komunikasi, reaksi khalayak yang dijadikan masukan untuk proses komunikasi
berikutnya disebut umpan balik (feedback). Namun dalam sistem
komunikasi massa, komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi
komunikan (khalayak luas dalam hal ini). Komunikasi bersifat irreversible,
yang artinya ketika sudah terjadi tidak dapat diputar balik (diulang).
Begitu juga halnya dengan komunikasi massa. Sebuah informasi yang telah
disebarkan, tidak dapat diputar ulang seperti membuat air menjadi es,
kemudian membuat es menjadi air kembali. Dalam komunikasi massa, publik
atau khalayak hanya menjadi penerima informasi. Pada saat komunikasi massa
dilakukan, khalayak tidak dapat langsung memberikan feedback untuk
mempengaruhi pemberi informasi, dalam hal ini untuk aliran komunikasi sepenuhnya
diatur oleh komunikator. Namun demikian, dalam komunikasi massa masih
terdapat kemungkinan adanya siaran ulang, yaitu memutar ulang tayangan
yang sama dalam televisi atau radio.
- Bersifat terbuka, artinya
ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim. Komunikasi dengan
media massa memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada
publik yang tidak terbatas jumlahnya, siapapun dan berapapun orangnya
selama mereka memiliki alat penerima (media) siaran tersebut.
- Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Seperti dikemukakan sebelumnya, komunikasi massa tidak hanya ditujukan bagi sekelompok orang di kawasan tertentu, namun lebih kepada khalayak luas di manapun mereka berada. Oleh karena itu, lewat media massa seseorang atau sekelompok orang dapat melakukan persuasi kepada banyak orang di berbagai tempat dengan efisien.
3.1 Unsur-unsur atau Macam-macam Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa terdiri dari sumber (source), pesan
(message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect).
Wiryanto (2000) menggunakan pendapat Laswell
untuk memahami komunikasi massa, di mana untuk mengerti unsur-unsurnya kita
harus menjawab pertanyaan yang diformulasikan sebagai berikut : who says what in which channel to whom and with what effect? (siapa berkata apa dalam media yang mana kepada siapa dengan
efek apa?).
Sumber
utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja
dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized
person) (Wiryanto, 2000). Kita juga mengenal istilah “siapa yang
menguasai informasi, dapat menguasai dunia”. Pernyataan tersebut adalah sebuah
bentuk pengakuan atas kekuatan pengaruh media massa bagi masyarakat. Pada era
orde baru kita dapat melihat pengekangan pers untuk menyiarkan berita-berita
yang bersifat anti-pemerintah, seperti yang terjadi pada zaman kekuasaan Nazi
atas Jerman. Pemerintah berupaya untuk mengatur aliran informasi kepada
masyarakat, dengan maksud untuk membatasi dan mengantisipasi gerakan-gerakan
anti-pemerintah.
Pesan-pesan
komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat
menjangkau audiens yang sangat banyak jumlahnya. Wright
(1977) dalam Wiryanto (2000) memberikan
karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut :
1. Publicly
Pesan-pesan
komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada perorangan tertentu yang
eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua anggota
mengetahui, orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicy.
2.
Rapid
Pesan-pesan
komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang
singkat dan simultan. Pesan-pesan dibuat secara massal dan tidak seperti fine art yang dapat
dinikmati berabad-abad.
3. Transient
Pesan-pesan
komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan bukan untuk tujuan-tujuan yang
bersifat permanen. Namun, ada pengecualian, seperti buku-buku perpustakaan,
film, transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual yang merupakan
kebutuhan dokumentatif. Pada umumnya pesan-pesan komunikasi massa adalah
pesan-pesan yang expendable. Maka isi
media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat
sensasional.
Media
yang mempunyai kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa
secara cepat, luas, dan simultan adalah surat kabar, majalah, radio, film,
televisi, dan internet. Leeuwis (2009) membahas
mengenai media massa konvensional yang saat ini sedang berkembang. Media massa
konvensional dapat berupa koran, jurnal pertanian, leaflet, radio dan televisi.
Karakteristik dasarnya adalah bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak
orang dengan media tersebut, sambil tetap berada di kejauhan, dan tanpa kemungkinan
keterlibatan dalam interaksi langsung dengan audiens.
Media
massa, khususnya radio, televisi, dan koran, memiliki pengaruh yang sangat
besar dalam menentukan cara pandang masyarakat mengenai berbagai hal. Itu
sebabnya tidak mengherankan bahwa hal pertama yang dilakukan rezim otoriter
baru adalah meyakinkan bahwa mereka mengontrol media massa. Idenya adalah bahwa
bila kita mengontrol media massa, kita dapat secara selektif mempengaruhi cara
masyarakat luas berpikir dan melihat realitas, dan dapat mencegah orang lain
untuk menunjukkan gambaran yang berbeda mengenai realitas tersebut.
Menurut
Wright (1977) dalam Wiryanto
(2000), penerima atau mass audience
memiliki karakteristik-karekteristik sebagai berikut :
a. Large
Besarnya
mass audience adalah relatif dan menyebar
dalam berbagai lokasi. Khalayak televisi misalnya, merupakan
perorangan-perorangan yang tersebar dalam ratusan atau ribuan (bahkan jutaan)
keluarga, di tempat-tempat umum yang yang memasang televisi penerima. Secara
bersama-sama mereka adalah audiens televisi.
b. Heterogen
Komunikasi
massa ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat, yang berasal dari berbagai
status sosial, jenis kelamin, pendidikan, dan tempat tinggal. Heterogen adalah
semua lapisan masyarakat dengan berbagai keragamannya.
c.
Anonim
Anonim
diartikan anggota-anggota dari mass audience,
pada umumnya tidak mengenal secara pribadi dengan komunikator.
Gonzalez dalam Jahi (1988) menyebutkan
tiga dimensi komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, dan konatif. Efek
kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan.
Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan sikap. Sedangkan efek
konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut
cara tertentu. Selanjutnya gonzalez menyatakan bahwa, meskipun dimensi-dimensi
efek ini berhubungan satu sama lain, ketiganya juga independen satu sama lain.
mereka terjadi dalam berbagai sekuen, dan perubahan dalam satu dimensi tidak
perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya. Efek komunikasi massa dapat
juga ditinjau dari dimensi lain, yaitu :
(1)
Langsung atau kondisional,
(2)
spesifik-isi atau umum-menyebar,
(3)
perubahan atau stabilisasi,
(4)
kumulatif atau nonkumulatif,
(5)
jangka pendek atau jangka panjang,
(6)
mikro atau makro, dan
(7)
efek proporsional atau antisosial (gonzalez dalam Jahi,
1988).
Efek
diketahui melalui tanggapan khalayak (response
audience) yang digunakan sebagai umpan balik (feedback). Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik
relatif kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang
merupakan sasaran komunikasi massa, dan sering tidak mewakili seluruh khalayak (Wiryanto, 2000).
Menurut
McLuhan dalam Rakhmat (2011), media massa adalah
perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa, kita memperoleh informasi
tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Dunia
ini terlalu luas untuk kita masuki semuanya. Media massa datang menyampaikan
informasi tentang lingkungan sosial dan politik. Informasi tersebut dapat
membentuk, mempertahankan, atau mendefinisikan citra. Karena media massa
melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi
pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias, dan tidak
cermat.
4.1 Proses dalam Komunikasi Massa
1.
Melakukan distribusi dan penerimaan
informasi dalam skala besar.
Jadi
proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam
skala yang besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang
luas, dan diterima oleh massa yang besar pula.
2. Proses komunikasi massa dilakukan
melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Kalau
terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang
disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga
tetap saja didominasi oleh komunikator.
3. Proses komunikasi massa berlangsung
secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantara mereka
berlangsung datar dan bersifat sementara.
Kalau
terjadi kondisi emosional disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif,
maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen.
4. Proses komunikasi massa berlangsung
impersonal (non pribadi) dan tanpa nama.
Proses
ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak
dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan.
5. Proses komunikasi massa berlangsung
berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat.
Misal:
televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan
masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan
demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh
rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila
tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebut akan dihentikan karena
dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar.
Sumber:http://evamasy.blogspot.com/2012/05/model-dan-proses-dalam-komunikasi-massa.html
5.1 JENIS MEDIA MASSA
Pers :
- Arti luas
Media Cetak ==> Surat kabar & Majalah
Media Elektronik ==> Radio. Televisi, Film, Internet
- Arti sempit ==> media cetak dan surat kabar
Orde lama :
- sebagai corong pemerintah
- menumbuhkan semangat
Pers :
- Arti luas
Media Cetak ==> Surat kabar & Majalah
Media Elektronik ==> Radio. Televisi, Film, Internet
- Arti sempit ==> media cetak dan surat kabar
Orde lama :
- sebagai corong pemerintah
- menumbuhkan semangat
- sebagai partisan: media yang membawa
misi partai-partai tertentu
Orde baru :
- menyampaikan pesan pembangunan
- mencerdaskan kehidupan bangsa
Orde Reformasi :
- sebagai alat kontrol social
- sarana pendidikan
- menyampaikan informasi
Karakteristik :
1. Publisitas : penyebaran pesan kepada publik
2. Periodesitas : keteraturan terbit
3. Universalitas : menyampaikan pesan yang beragam, dapat diakses secara umum
4. Aktualitas : kini (baru saja terjadi atau sedang terjadi), untuk setiap media bersifat relatif karena tergantung periodesitas media misalnya surat kabar pagi, surat kabar sore dsb.
5. Terdokumentasi : bisa diarsip
6. Faktualitas : sesuai dengan fakta
Kategori Surat Kabar :
− Berdasarkan ruang lingkup : Nasional,Regional,Lokal/Daerah
− Berdasarkan bentuk : Surat kabar biasa contoh : koran, Tabloid contoh : Bernas, Jawa Pos, Kompas
Kelemahan Surat Kabar adalah informasi yang disajikan tidak mendalam
Majalah
Karakteristik :
- Penyajiannya lebih mendalam karena periodesitasnya lama sehingga pencarian informasi lebih leluasa dan tuntas
- Nilai aktualitas lebih lama karena dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus
- Gambar/foto lebig banyak, desain bagus, kualitas kertas bagus
- Cover ==>sebagai daya tarik
- Bersifat segmented ==>berdasarkan segmen pasar tertentu contoh: majalah anak-anak, ibu-ibu rumah tangga, pria, wanita
Radio Siaran :
- merupakan kekuatan kelima (the fifth estate)
Kekuatan/Pilar-pilar Negara :
1. Legislatif
2. Yudikatif
3. Eksekutif
4. Surat Kabar/Pers disebut sebagai kekuatan ke-4 karena mampu membuat perubahan/membentuk opini publik
5. Radio
Kekuatan-kekuatan Radio :
1. Daya langsung : kesempatan siaran relatif cepat
Orde baru :
- menyampaikan pesan pembangunan
- mencerdaskan kehidupan bangsa
Orde Reformasi :
- sebagai alat kontrol social
- sarana pendidikan
- menyampaikan informasi
Karakteristik :
1. Publisitas : penyebaran pesan kepada publik
2. Periodesitas : keteraturan terbit
3. Universalitas : menyampaikan pesan yang beragam, dapat diakses secara umum
4. Aktualitas : kini (baru saja terjadi atau sedang terjadi), untuk setiap media bersifat relatif karena tergantung periodesitas media misalnya surat kabar pagi, surat kabar sore dsb.
5. Terdokumentasi : bisa diarsip
6. Faktualitas : sesuai dengan fakta
Kategori Surat Kabar :
− Berdasarkan ruang lingkup : Nasional,Regional,Lokal/Daerah
− Berdasarkan bentuk : Surat kabar biasa contoh : koran, Tabloid contoh : Bernas, Jawa Pos, Kompas
Kelemahan Surat Kabar adalah informasi yang disajikan tidak mendalam
Majalah
Karakteristik :
- Penyajiannya lebih mendalam karena periodesitasnya lama sehingga pencarian informasi lebih leluasa dan tuntas
- Nilai aktualitas lebih lama karena dalam membaca majalah tidak pernah tuntas sekaligus
- Gambar/foto lebig banyak, desain bagus, kualitas kertas bagus
- Cover ==>sebagai daya tarik
- Bersifat segmented ==>berdasarkan segmen pasar tertentu contoh: majalah anak-anak, ibu-ibu rumah tangga, pria, wanita
Radio Siaran :
- merupakan kekuatan kelima (the fifth estate)
Kekuatan/Pilar-pilar Negara :
1. Legislatif
2. Yudikatif
3. Eksekutif
4. Surat Kabar/Pers disebut sebagai kekuatan ke-4 karena mampu membuat perubahan/membentuk opini publik
5. Radio
Kekuatan-kekuatan Radio :
1. Daya langsung : kesempatan siaran relatif cepat
2.
Daya tembus
- daya tembus jarak dan ketinggian, semakin tinggi ketinggian maka dapat menjangkau khalayak yang lebih luas
- dapat menembus ketidakmampuan khalayak yang tidak dapat membaca
- sarana tidak rumit, modal dan teknologi lebih kecil
3. Daya tarik : suara/kata-kata suara penyiar bagus belum tentu wajah penyiarnya cantik sehinga membawa dampak imajinasi lewat musik dan dialog diselingi musik dan sound effect
Radio termasuk era awal setelah Surat kabar sehingga merupakan media yang dapat membentuk opini publik sedemikian rupa dan menjadi favorit.
Karakteristik Radio
1. Auditori : media audio/media dengar
2. Imajinatif : merangsang imajinasi pendengaranya
3. Akrab : penyiar seolah-olah berada di dekat kita/berbicara dengan kita, contoh : sambil masak, menyetrika etc.
4. Gaya percakapan akrab dan intim maka gaya percakapan gaul, lugas
5. Aktualitasnya tinggi, ketika peristiwa terjadi dapat langsung disiarkan dan interaktif
6. Sifatnya santai karena pengaruh gaya bahasa
7. Praktis dari segi fisik kecil contoh hp, flashdisk
8. Fleksibel, contoh : Sonora sehari penuh menyiarkan berita gempa
9. Tidak terdokumentasi karena tidak ada gambar
10. Sulit untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya komplek karena dibatasi durasi waktu sehingga yang disampaikan adalah hal-hal yang ringan
11. Audiens heterogen: audiens personal./pribadi, audiens selektif
Televisi
Karakteristik TV :
1. Audiovisual (audio-visual= dengar-lihat) gambar bergerak
2. Berfikir dalam gambar : komunikator harus mampu menyampaikan ide/gagasan melalui visualisasi (kata-kata)
3. Mengatasi audiens yang buta huruf & tuna rungu
4. Pengoperasian lebih kompleks
5. Dibatasi oleh waktu
6. Metode penyajian variatif dan interaktif : macam-macam siaran contoh: Peggy dalam acara rejeki nomplok di Jogja (pasca gempa)
Film
Fungsi :
1. Hiburan (fungsi utama)
2. Pendidikan, informasi, persuasi
Karakteristik :
1. Layar luas , jelas, nyaman, 3 dimensi
2. Pengambilan gambar (shot) bisa dari jauh (menyeluruh) dengan tujuan memberi kesan artistik dan menggambarkan suasana yang susungguhnya.
3. Audiens konsentrasi penuh
4. Identifikasi psikologis seolah-olah menyamakan pribadi dengan salah satu pemeran film itu
5. Karena pengambilan gambar yang artistik maka nilai seninya tinggi
Internet :
Komputer dan internet ==>apakah sudah bisa dikatakan sebagai media massa atau belum?
Jawab:
− globalisasi informasi dapat menembus batas negara
− audiens lebih terbatas
Internet bisa dikatakan sebagai media massa jika :
− masyarakat sudah bisa mengakses informasi dengan teknologi
− informasi sebagai kebutuhan
Dikatakan sebagai negara informasi jika paling tidak 50% penduduk bisa mengakses informasi dan menjadikan informasi sebagai kebutuhan.
BULETIN ==>media massa atau bukan?
− tidak universal
− tidak heterogen : kalangan terbatas
KASET/BUKU dikatakan sebagai media massa ketika ia dikupas dalam media (berkolaborasi)
Contoh : Kaset diputar di radio, Buku dikupas di surat kabar
Tetapi ketika dikonsumsi sendiri maka berubah bukan sebagai media massa karena tidak dapat diakses secara serentak dan kalangan terbatas
- daya tembus jarak dan ketinggian, semakin tinggi ketinggian maka dapat menjangkau khalayak yang lebih luas
- dapat menembus ketidakmampuan khalayak yang tidak dapat membaca
- sarana tidak rumit, modal dan teknologi lebih kecil
3. Daya tarik : suara/kata-kata suara penyiar bagus belum tentu wajah penyiarnya cantik sehinga membawa dampak imajinasi lewat musik dan dialog diselingi musik dan sound effect
Radio termasuk era awal setelah Surat kabar sehingga merupakan media yang dapat membentuk opini publik sedemikian rupa dan menjadi favorit.
Karakteristik Radio
1. Auditori : media audio/media dengar
2. Imajinatif : merangsang imajinasi pendengaranya
3. Akrab : penyiar seolah-olah berada di dekat kita/berbicara dengan kita, contoh : sambil masak, menyetrika etc.
4. Gaya percakapan akrab dan intim maka gaya percakapan gaul, lugas
5. Aktualitasnya tinggi, ketika peristiwa terjadi dapat langsung disiarkan dan interaktif
6. Sifatnya santai karena pengaruh gaya bahasa
7. Praktis dari segi fisik kecil contoh hp, flashdisk
8. Fleksibel, contoh : Sonora sehari penuh menyiarkan berita gempa
9. Tidak terdokumentasi karena tidak ada gambar
10. Sulit untuk menyampaikan hal-hal yang sifatnya komplek karena dibatasi durasi waktu sehingga yang disampaikan adalah hal-hal yang ringan
11. Audiens heterogen: audiens personal./pribadi, audiens selektif
Televisi
Karakteristik TV :
1. Audiovisual (audio-visual= dengar-lihat) gambar bergerak
2. Berfikir dalam gambar : komunikator harus mampu menyampaikan ide/gagasan melalui visualisasi (kata-kata)
3. Mengatasi audiens yang buta huruf & tuna rungu
4. Pengoperasian lebih kompleks
5. Dibatasi oleh waktu
6. Metode penyajian variatif dan interaktif : macam-macam siaran contoh: Peggy dalam acara rejeki nomplok di Jogja (pasca gempa)
Film
Fungsi :
1. Hiburan (fungsi utama)
2. Pendidikan, informasi, persuasi
Karakteristik :
1. Layar luas , jelas, nyaman, 3 dimensi
2. Pengambilan gambar (shot) bisa dari jauh (menyeluruh) dengan tujuan memberi kesan artistik dan menggambarkan suasana yang susungguhnya.
3. Audiens konsentrasi penuh
4. Identifikasi psikologis seolah-olah menyamakan pribadi dengan salah satu pemeran film itu
5. Karena pengambilan gambar yang artistik maka nilai seninya tinggi
Internet :
Komputer dan internet ==>apakah sudah bisa dikatakan sebagai media massa atau belum?
Jawab:
− globalisasi informasi dapat menembus batas negara
− audiens lebih terbatas
Internet bisa dikatakan sebagai media massa jika :
− masyarakat sudah bisa mengakses informasi dengan teknologi
− informasi sebagai kebutuhan
Dikatakan sebagai negara informasi jika paling tidak 50% penduduk bisa mengakses informasi dan menjadikan informasi sebagai kebutuhan.
BULETIN ==>media massa atau bukan?
− tidak universal
− tidak heterogen : kalangan terbatas
KASET/BUKU dikatakan sebagai media massa ketika ia dikupas dalam media (berkolaborasi)
Contoh : Kaset diputar di radio, Buku dikupas di surat kabar
Tetapi ketika dikonsumsi sendiri maka berubah bukan sebagai media massa karena tidak dapat diakses secara serentak dan kalangan terbatas
Sumber : http://cindysetiawan.blogspot.com/2010/03/komunikasi-massa.html